Pengertian Kuret atau Kuretase atau yang dikenal dengan istilah medis D&C (Dilation and Curettage) merupakan prosedur medis kandungan yang dilakukan untuk membersihkan atau mengangkat jaringan dari dalam rahim.
Kuret dilakukan oleh dokter spesialis kandungan (Obstetri dan Ginekologi) di klinik kuret ataupun rumah sakit.
Kuret atau Aborsi. Apakah Sama?
Aborsi dan kuret adalah dua hal yang terkait, tetapi tidak sama.
Kuret awalnya adalah salah satu metode aborsi bedah D&C yang sudah familiar ditelinga masyarakat dengan ditangani dokter spesialis kandungan/ObGyn. Ya, Istilah “kuret” ini sebetulnya adalah sebutan dari prosedur D&C (dilatasi & kuretase).
Aborsi sendiri memiliki makna yang lebih luas. Berikut penjelasan detailnya.
Apa Itu Aborsi?
Aborsi adalah penghentian kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar rahim. Aborsi dapat terjadi secara spontan (keguguran) atau sengaja dilakukan (aborsi provocatus).
Aborsi provocatus dapat dilakukan dengan dua cara utama:
- Aborsi Medis: Menggunakan obat-obatan untuk mengakhiri kehamilan.
- Aborsi Bedah: Melibatkan prosedur medis seperti kuret (D&C) atau aspirasi vakum dan D&E untuk mengangkat janin dan jaringan kehamilan dari rahim.
yang mana Kedua cara tersebut harus didampingi oleh dokter yang kompeten dibidangnya yaitu dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi.
Aborsi bisa dilakukan karena berbagai alasan, seperti:
- Kehamilan yang membahayakan nyawa ibu.
- Janin memiliki cacat bawaan yang parah.
- Kehamilan akibat pemerkosaan atau inses.
- Kehamilan yang tidak diinginkan.
Apa Itu Kuret pada metode D&C?
Kuret pada metode D&C adalah alat medis berbentuk sendok kecil yang digunakan dalam prosedur kuretase. Kuretase adalah tindakan medis untuk mengangkat jaringan dari dalam rahim.
Prosedur ini juga bisa dilakukan dengan kombinasi metode vakum aspirasi untuk menghisap jaringan yang tidak diinginkan.
Kuretase (D&C) tidak hanya digunakan untuk aborsi, tetapi juga untuk:
- Membersihkan sisa jaringan pada rahim setelah keguguran.
- Mengangkat sisa plasenta setelah persalinan.
- Mendiagnosis atau mengobati kondisi seperti pendarahan abnormal, polip, atau fibroid.
- Mengambil sampel jaringan untuk biopsi endometrium.
Baca juga : Kuretase untuk Aborsi: Apa yang Harus Anda Ketahui
Prosedur Kuretase D&C
Kuretase biasanya dilakukan di rumah sakit atau klinik kuret Jakarta dengan prosedur yang cukup singkat. Prosesnya terbagi dalam beberapa tahap:
- Persiapan Sebelum Prosedur: Sebelum kuretase dilakukan, pasien akan diminta untuk berpuasa selama beberapa jam. Ini untuk memastikan tidak ada makanan atau minuman yang dapat mempengaruhi proses bius atau anestesi.
- Anestesi atau Bius: Sebelum tindakan kuretase dilakukan, pasien akan diberikan bius lokal, epidural, atau anestesi umum tergantung pada kondisi pasien dan preferensi dokter. Bius lokal akan membius area sekitar rahim, sedangkan anestesi umum membuat pasien tertidur selama prosedur.
- Dilatasi Leher Rahim: Leher rahim akan diperlebar menggunakan alat medis khusus. Proses ini diperlukan agar dokter bisa mengakses rahim dengan lebih mudah. Dilatasi ini biasanya menggunakan obat atau alat khusus yang disebut dilator.
- Proses Kuretase: Setelah leher rahim terbuka, dokter akan menggunakan alat kuret untuk mengangkat jaringan dari rahim. Pada beberapa kasus, alat vakum atau alat penghisap digunakan untuk memudahkan pengangkatan jaringan.
Prosedur ini biasanya berlangsung antara 15 hingga 30 menit, tergantung pada kondisi pasien dan tingkat kesulitan prosedur.
Risiko dan Efek Samping Kuretase
Meskipun kuretase adalah prosedur yang relatif aman, seperti tindakan medis lainnya, tetap ada beberapa risiko yang perlu dipertimbangkan diantaranya:
- Infeksi: Jika prosedur kuretase tidak dilakukan dengan teknik sterilisasi yang tepat, risiko infeksi di rahim dapat meningkat.
- Pendarahan: Pendarahan setelah kuretase adalah hal yang normal, namun dalam beberapa kasus, pendarahan bisa lebih berat dari yang diharapkan.
- Perforasi Rahim: Meskipun jarang, ada risiko bahwa alat kuret bisa melukai atau merusak dinding rahim.
- Gangguan Kesuburan: Meskipun jarang, ada kemungkinan bahwa kuretase dapat menyebabkan masalah dengan kesuburan jika prosedur mengakibatkan kerusakan pada rahim atau jaringan sekitar.
Baca lebih lanjut tentang risiko yang terkait dengan prosedur medis di artikel Kuret untuk Kesehatan Reproduksi: Apa Manfaat dan Risikonya?.
Pemulihan Setelah Kuretase
Pasca kuretase, pasien biasanya memerlukan waktu untuk pulih. Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan selama masa pemulihan:
- Pendarahan Ringan: Pendarahan setelah kuretase adalah hal yang biasa, biasanya berlangsung selama beberapa hari hingga satu minggu.
- Istirahat yang Cukup: Pasien disarankan untuk beristirahat dengan cukup dan menghindari aktivitas berat selama beberapa hari setelah prosedur.
- Pemantauan Kondisi: Penting untuk memantau tanda-tanda infeksi, seperti demam, pendarahan yang berlebihan, atau rasa sakit yang terus-menerus. Jika ada gejala tersebut, segera konsultasikan dengan dokter.
- Penghindaran Hubungan Seksual dan Penggunaan Tampon: Pasien disarankan untuk menghindari hubungan seksual dan penggunaan tampon hingga dokter memberikan izin.
Untuk informasi lebih lanjut tentang pemulihan setelah prosedur medis, kunjungi artikel tentang perawatan pasca kuret.